Kamis, 02 September 2010

love, friendship and brotherhood




"Dalam tragedi, setiap momen adalah keabadian; dalam komedi, keabadian adalah sebuah momen.” Christopher Fry (1907–2005),




BUKU 1

PENDAHULUAN

Kita tidak pernah tahu bagaimana kehidupan kita setelah menikah , kita selalu membayang kan bahwa setelah menikah kita akan hidup lebih baik tapi kadang kita lupa bahwa keadaan tidak lah semudah yang kita bayang kan sebelum nya .
aku rasa itulah yang aku rasa kan sekarang ini , meski di usia ku sudah wajib menikah tapi bukan ini yang aku harap kan menikahi orang yang aku benci di seluruh dunia orang yang melukai ku walau pun pada akhir nya kami menikah .
Sudah 2 hari aku melakukan mogok makan dan bicara sejak kami pindah kerumah baru nya dia sengaja memboyong ku kerumah baru yang dimiliki nya untuk membuat ku nyaman , bahkan dia setuju saat aku minta kamar tersendiri (kami tidur terpisah sejak awal menikah)bahkan di rumah yang sebesar itu kami hanya hidup berdua saja . menurut ku itu sangat aneh rumah yang begitu besar dan berlantai 2 cuman di huni 2 orang saja dan kami sama sama tidur di lantai atas dia lebih memilih kamar yang letak nya tepat di sebelah kamar ku , awal nya aku kesal tapi dia berjanji tidak akan ke kamar ku saat aku tidur .

RIERA 23 tahun itulah aku dan suami ku adalah MARZ 28 tahun dia adalah seorang eksmud (eksekutif muda) dia baru beberapa waktu lalu datang ke kota ku , sebagai eksis nya di kota ku dia mampu membuktikan nya dengan memiliki beberapa properti dngan harga yang sangat menabjukan kan . dan dari situlah kami bertemu awal nya perusahaan ku bekerja sama dalam sebuah proyek pemerintah kota aku adalah asisten menejer jadi mau tidak mau kami sering bertemu , dan ketika proyek itu berakhir kami semua senang aku tidak tahu bahwa kehidupan ku yang lain baru saja di mulai .


1. AWAL KEHIDUPAN KU

" Kau tidak akan mati jika hanya makan masakan ku ....." kata marz ketus , setelah hampir 2 hari ini aku memutus kan mogok makan dan beraktifitas lain nya . mungkin saja dia kesal atas sikap ku yang agak kekanak kanakan , dan aku sengaja melakukan nya hanya untuk membuat nya kesal . " mulai besok akan ada pembantu yang menemani mu di rumah dan jika sikap mu tidak berubah maka kukirim kan seorang teman ku juga , supaya mental mu kembali semula . . . " kata dia santai sambil duduk di tepi tempat tidur ku , dia mengira aku sedang depresi karena kejadian yang lalu dan sebenar nya aku hanya tidak mau melihat dia saja .
" aku tahu kau bisa mendengar kan ku bicara . . . " lanjut dia saat aku menyembunyikan tubuh ku di balik selimut , setelah tidak ada jawaban dari ku dia pun memutus kan untuk pergi kekantor dia .

malam nya seperti biasa aku sama sekali tidak menyentuh makanan ku yang dia siap kan pagi tadi dan memang aku hanya minum air putih saja sejak 2 hari , saat dia pulang dia agak nya kesal melihat hal itu .
" baik , apa yang kau ingin kan .. " tanya nya , seperti biasa aku diam seribu bahasa dia pun pergi saat tidak mendapat kan hasil yang di ingin kan nya

pagi hari nya , aku terkejut saat keluar dari kamar mandi ada seorang wanita paruh baya atau lebih tepat nya umur nya lebih dari setengan abad . aku terkejut saat dia menyadari dia masuk kamar ku tanpa izin dia tersenyum saat mengetahui aku keluar dari kamar mandi , dan mengibas kan rambut ku yang baru saja aku kering kan tadi .

" maaf , aku masuk kamar mu tanpa izin ? . . . " tersenyum pada ku , aneh sekali dia tidak menggunakan logat nya
aku hanya tersenyum
" kemari lah , biar kan aku menyisir rambut mu . aku rasa marz tidak keberatan jika aku yang menemani mu . . " sambil menarik ku , entah mengapa aku menurut saja saat dia menduduk kan ku di meja rias dan juga dengan cekatan menyisir rambut ku
" tadi nya aku sangat bingung saat marz meminta ku untuk menjaga mu , dia bilang sudah menikah dan butuh bantuan ku . tapi sekarang aku mengerti kenapa dia butuh bantuan ku . . . " aku hanya diam seperti biasa " kau terlihat sangat kurus dan wajah mu juga pucat sekali . . ." kata dia yang kemudian merias wajah ku " oh ya aku lupa mengenal kan diri ku , panggil aku bibi han saja sejak dulu aku lah yang merawat marz sajak dia ber umur 7 tahun . . "
karena bibi han terus bercerita aku pun memaksa kan diri untuk tersenyum walau terlihat jelas hal itu ,
" sudah selesai , ayo kita turun dan sarapan . . ." kata bibi han
" tidak , aku sedang puasa . . " kata kata yang pertama keluar selama aku di sini , walau aku sedikit berbohong .
" akhir nya kau bicara juga , hmmm aku rasa tubuh mu sudah tidak bisa di kompromi lagi . jika kali ini kau tidak makan lagi maka marz akan membawa mu ke rumah sakit . . itu yang dia kata kan pada ku . . " santai , aku sangat kesal mendengar kan itu dan bibi tau perubahan wajah ku lalu dia berkata
" dia bercerita sedikit tentang mu . . . " tersenyum " aku belum pernah melihat dia mengingkari janji nya sendiri , itu jika kau ingin mencoba nya . ." santai .
mau tidak mau aku lalu menuruti ke inginan dia , aku beranjak berdiri tapi kepala ku terasa pusing dan berkunang kunang tidak mau jatuh secara reflek aku meraih pinggiran meja rias disamping ku ,
" benar kan yang ku bilang , sebaik nya ku panggil kan dia supaya menggendong mu saja . . " kata bibi sambil berlalu
" tidak perlu bibi . . ." tapi dia tidak peduli dan langsung keluar , tak lama marz pun berlari ke arah ku yang aku kembali duduk karena pusing di kepala ku tidak hilang juga . tanpa sepatah kata dia langsung berusaha menggendong ku dan tentu saja aku berontak menolak nya , tapi bibi han masuk dan berbicara ketus pada mars
" aku tidak percaya , kau membiar kan dia kelaparan selama 2 hari . kau ini laki laki bukan sih , aku tidak percaya aku mendidik mu jadi seperti ini . ." kesal sambil memukul kepala marz dengan tangan nya
" kenapa kau selalu memukul kepala ku sih , aku sudah bukan anak sd lagi . ." kesal , aku hanya diam melihat saat mereka berdebat tentang aku hingga mengalih kan pandangan ku saat dia menggendong ku keluar dari kamar dan membawa ku turun ke ruang makan
" lepas kan aku . . " kesal sambil mendorong dada nya dan memukul wajah nya
" jika kau tidak berpegangan , ku jatuh kan kau dari sini . . " gertak nya sambil berdiri di ujung tangga menuju bawah , " bagai mana menurut kamu , apa kau bisa bertahan sampai di bawah tanpa terluka sedikit pun . ." ejek nya aku melihat ke bawah tangga ternyata cukup untuk mematah kan salah satu tulang rusuk dan mungkin kepala ku juga tidak akan luput dari benturan , lalu dengan jijik aku memegang kemeja nya yang terlihat rapi .
" lumayan , setidak nya kau tidak akan jatuh langsung . ." kata nya santai , " sekarang kau terlihat kurus dari sebelum nya , pantas saja bibi marah pada ku " aku diam saja saat dia mulai bercerita sepanjang kami menuruni tangga , memang sejak bertemu dengan nya dia suka berbicara walau pada kenyataan nya dia lebih pendiam tapi saat kami berdua saja dia suka berbicara kemana mana .
" berhenti bicara , aku mual mendengarmu bicara . . " kesal sambil melihat ke arah lain
" tadi nya ku pikir kau tidak mendengar kan ku bicara . ." senyum nya , aku melirik nya diam diam .
setelah sampai di meja makan di menduduk kan ku di salah satu kursi , dan dia pun di kursi lain nya . tak lama kemudian ada wanita agak lebih muda dari bibi han yang datang mengantar kan makanan ke meja di susul bibi han sejurus kemudian beberapa macam makanan muncul bahkan banyak nya makanan yang ada di meja itu tidak akan bisa kami makan semua , dia terlihat sibuk dengan koran pagi nya hingga tidak peduli dengan yang lain aku pun juga sama aku melihat sebuah majalah wanita dan aku langsung membaca nya .
" aku tahu kalian sedang tidak rukun , tapi setidak nya kalian menghargai masakan ku khan .. . ." suara bibi tiba tiba sangat marah aku melirik dan kulihat marz melipat koran nya dan membuka piring nya
" apa ini tidak berlebihan ( dengan ekspresi kaget saat melihat makanan nya banyak sekali hampir menutupi meja makan kami ) "
" aku rasa beberapa hari ini kalian tidak cukup makan hingga tubuh kalian seperti kerangka saja . . . " ketus sambil mengambil kan nasi dan menaruh nya di piring kami berdua
" lalu bagaimana cara menghabis kan nya kalau begitu . . " cuek
" di makan saja , aku bisa mentolelir kalau kalian tidak satu kamar tapi ini tidak bisa di biar kan sajja khan . ." cuek sambil pergi ke belakang (dapur), aku memandang nya dengan marah sekali hingga mungkin dia sadar akupelototi hingga melihat ke arah ku
" ingin memakan ku juga , (ejek nya saat aku melotot) habis kan dulu makanan mu . ." cuek sambil mengambil salah satu makanan dan menyantap nya
" jangan membicarakan hal itu pada orang lain . . " ketus
" iya . . " jawab nya singkat tapi terkesan cuek , dan aku tiba tiba marah mendengar jawaban nya .
" sungguh sulit di percaya aku menikahi laki laki seperti ini . . " kata ku pelan sekali bahkan seperti berbisik kesal sambil menyuap kan nasi ke mulut ku
" baru sadar sudah punya suami , . . " ketus sambil melihat ke arah ku , aku agak terkejut dia mendengar yang aku katakan yang aku tujukan pada diri ku sendiri . menatap mata nyamembuat ku sesak aku pun mengalih kan pandangan ke tempat lain , aku pun diam selama sarapan itu dan dia kelihatan nya cuek . rasa nya sangat aneh harus makan dengan nya di satu meja dan hanya ada kami berdua mungkin lalat pun malas mendekati kami karena udara yang tiba tiba panas walau masih pagi , tiba tiba dia berdiri dan berjalan kedapur . . .
" bibi han aku pergi . . . " kata nya sambil berlalu , entah apa yang di fikiran nya secara mengejut kan dia mencium kening ku dan tentu saja aku kaget setengah mati . " aku pergi . .. " kata marz sebelum rie marah marah dan lenyap begitu keluar , sejak bertemu dia selalu menyetir mobil sendiri dan itu menurut ku lebih efisien.
selesai makan aku pun berjalan keluar rumah , karena selama di sini aku sama sekali tidak pernah keluar . aku agak terkejut kalau rumah ini selain besar halaman belakang nya pun lumayan besar dan tentu saja banyak koleksi bunga disana

" ada yang mencari mu di depan . . . . " kata bibi han
" oh , tapi aku tidak janjian dengan seseorang . . . " kata ku kaget , tapi sayang itu tidak berlaku tiba tiba saja wanita seumuran dengan marz datang dan menghampiri kami.
" hallo ,maaf aku lancang langsung masuk tanpa izin . . . . ." kata wanita itu
" sudah ku bilang tunggu di luar . . ." kata bibi han santai
" ah bibi han tidak apa apa tenang saja . . . " sambil merangkul bibi han
" oh ya rie dia adalah kelvin teman nya marz di kuliah . ." kata bibi han
" hay aku kelvin , senang bisa bertemu dengan kamu rie . . . " sambil berjabat tangan
" iya . . sama sama " rie hanya tersenyum
" marz meminta ku untuk datang kesini , dia ingin kau punya teman ngobrol . ." santai sambil duduk di bangku taman dan bibi han tentu saja pergi
" ohhh . . ." jawab ku sekena nya " jadi mbak ini skiater ya . ." tanya ku blak blakan
" iya begitu lah , apa kau marah aku datang ke sini . . " tanya nyya dengan tersenyum , mendengar dia berkata seperti itu jelas aku juga kesal .
" iya , aku kesal sekali . . . " jawab ku agak ketus
" aku mengerti memang tidak ada yang menyukai kedatangan ku , tapi aku senang kau tidak menendang ku keluar . . ." santai , meski pun aku kesal tapi aku cukup bisa mengendalikan diri'
" aku baik baik saja jadi mbak tidak perlu datang kesini . ."
" sekarang aku bisa menyimpul kan diri , bahwa kau memang depresi berat . memang susah menerima kenyataan ini , tapi setidak nya dia sangat peduli padamu . aku juga pasti depresi jika dia bersikap seperti itu . . ." memandang ku dengan tajam
" jadi dia cerita semua pada mu . . ." kesal tiba tiba saja aku marah , dia tidak boleh mencampuri urusan ku .
" jadi , jika kau kesal dan ingin membalas nya kau harus kuat . jangan biar kan dia mengasihani mu balas lah dia hingga dia minta maaf pada mu , jangan bersikap menegas kan . . ."

Rabu, 21 Januari 2009

1 DAY TO LOVE YOU



Hari - hari di bangku kuliah memang sangat menyenang kan setiap orang , punya banyak teman melakukan hal yang di sukai dan bermain - main dengan teman - teman.
hal itu juga yang di alami riera demitria , kuliah di salah satu universita swasta merangkap bekerja di sebuah lembaga bimbingan komputer yang tidak jauh dari kampusnya .
Rie panggilan akrab nya . setiap pagi harus bekerja dan sore nya dia pun keliah , hidup nya memang agak berubah saat iya berkenalan dengan hanz teman satu kampus nya yang terkenal pendiam .
" hanz . . . . , hei kalian siapa . . . . " teriak rie saat melihat hanz dan beberapa orang saling memukul satu sama lain.mendengar teriakan rie mereka lalu kabur
" kau tidak apa - apa . . . . " tanya rie pada hanz sambil memberikan sapu tangan nya pada hanz.
" jangan ikut campur . . . . . " kata hanz ketus sambil pergi keluar dan di saat yang sama ada sebuah mobil yang berhenti tepat di depan gang
" masuk . . . . " kata orang di dalam
hanz lalu masuk
" ajak pacar kamu juga , mereka pasti akan menunggu nya di kampus kalian . . . "
" dia bukan pacar ku . . . " ketus " hey masuk . . . " kata hanz kasar
" untuk apa . . ? " bingung
" masuk saja . . . . . . . " kata hanz sambil menarik tangan rie ke mobil . setelah rie masuk mobil pun berjalan
" berhentilah berkelahi jika . . . " belum sempat menerus kan kata - kata nya hanz sudah memotong nya
" paman aku lapar . . . . . . . " kata hanz pada orang itu yang di panggil nya paman
" baik lah . . . . . "
mereka lalu ke tempat / rumah makan yang ada di dekat kampus kami
setelah memesan makanan
" oh ya nama kamu siapa . . . . " tanya paman hanz saat hanz ke kamar mandi
" rie . . . . " kata rie canggung
" teman satu kampus ya . . . ."
" iya , sebenar nya satu kelas . . . " kata rie
" oh begitu ya . . .kamu kerja ya . . . " tanya paman
" iya kebetulan aku juga kerja . . . " kata rie formal

too be continuw